Rabu, 06 September 2017

Imunisasi MR, Manfaat, Efek Samping dan Permasalahannya

 

 

Saat ini Indonesia sedang meningkatkan perhatian untuk melakukan eliminasi Campak dan Rubella, yang juga merupakan prioritas Regional dan Global. Di Indonesia Vaksin campak secara rutin diberikan kepada semua anak, dibagi menjadi dua dosis pada 9 bulan dan 18 bulan. Kini vaksin Rubella akan ditambahkan (M menjadi MR) dalam program Imunisasi Nasional. Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melaui saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Anak dan orang dewasa yagn belum pernah mendapat imunisasi Campak dan Rubella atau yang belum pernah mengalami penyakit ini beresiko tinggi tertular. Tidak ada pengobatan untuk penyakit Campak dan Rubella namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit Campak dan Rubella. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.
Penyakit Bila Tidak Diimunisasi MR
    • CAMPAK Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian. Gejala penyakit Campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai dengan batuk, pilek dan mata merah (konjungtivitis). Virus campak biasanya menyerang anak. Apabila menyerang orang dewasa, biasanya gejalanya akan jauh lebih berat. Sedangkan virus rubella, baik pada anak maupun dewasa, hanya akan mengalami gejala ringan. Serangan virus akan lebih dasyat jika menyerang wanita hamil, yang dampak negatifnya bayi dapat lahir dengan cacat.
    • RUBELA. Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Gejala penyakit Rubella tidak spesifik bahkan bisa tanpa gejala. Gejala umum berupa demam ringan, pusing, pilek, mata merah dan nyeri dan persendian. Mirip gejala flu. Gejala rubella dimulai dengan demam ringan, anak terlihat sakit ringan yang diikuti dengan munculnya ruam kemerahan yang dimulai dari wajah dan meluas ke seluruh tubuh. Jika diraba di leher bagian belakang, terasa ada pembesaran kelenjar getah bening. Biasanya seteah 3 hari demam turun tanpa meninggalkan bercak kecokelatan. Anak cepat pulih dan nafsu makan membaik. Virus ini jarang menimbulkan komplikasi. Komplikasi justru timbul apabila virus menyerang wanita hamil. Janin pada ibu tersebut akan mengalami gejala berat. Apabila virus menyerang di trimester pertama, bisa mengakibatkan keguguran. Apabila menyerang ibu hamil di trimester kedua, si ibu akan melahirkan bayi dengan kelainan yang disebut sebagai congenital rubella syndrome yang ditandai dengan ukuran kepala yang kecil, buta, tuli, dan cacat mental.
    • Sindrom rubela kongenital. Rubela dikenal masyarakat luas sebagai campak jerman. Infeksi rubela jika terjadi pada bayi, anak, atau orang dewasa tidak berakibat fatal, tetapi jika terjadi pada ibu hamil dan virus tersebut menginfeksi janin yang sedang dalam kandungan akan berakibat fatal dan dapat menyebabkan sindrom rubela kongenital. Sindrom rubela kongenital (SRK) adalah suatu kumpulan gejala penyakit terdiri dari katarak (kekeruhan lensa mata), penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran, dan keterlambatan perkembangan, termasuk keterlambatan bicara dan disabilitas intelektual. Sindrom rubela kongenital disebabkan infeksi virus rubela pada janin selama masa kehamilan akibat ibu tidak mempunyai kekebalan terhadap virus rubela. Seorang anak dapat menunjukkan satu atau lebih gejala SRK dengan gejala tersering adalah gangguan pendengaran
vaksin MR
  • Vaksin MR adalah kombinasi vaksin Campak atau Measles (M) dan Rubella (R) untuk perlindungan terhadap penyakit Campak dan Rubella.
  • Vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari WHO dan izi edar dari Badan POM. Vaksin MR persen efektif untuk mencegah penyakit Campak dan Rubella.Vaksin ini aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia.
  • Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR.
  • Selanjutnya, imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat menggantikan imunisasi Campak.
  • Orang dewasa dapat pula diberikan vaksin ini, terutama sebelum hamil. Untuk info lebih lanjut konsultasikan dengan dokter rumah sakit, puskesmas, atau pusat kesehatan lainnya. Hanya saja, program nasional vaksin MR untuk anak yang dilaksanakan oleh pemerintah ini gratis. Jika Anda yang berusia di atas 15 tahun dan melakukan vaksin di rumah sakit/pusat kesehatan lain dan di luar dari jadwal program nasional pemerintah ini, maka akan dikenakan biaya sesuai dengan yang diberlakukan rumah sakit atau pusat kesehatan tersebut.
Efek samping
  • Tidak ada efek samping dalam imunisasi.
  • Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari.
  • Kejadian ikutan pasca imunisasi yagn serius sangat jarang terjadi.
  • Vaksin MR tidak menyebabkan autism. Sampai saat ini belum ada bukti yang mendukung bahwa imunisasi jenis apapun dapat menyebabkan autisme.
Imunisasi MR Program Pemerintah
  • Apabila anak telah diimunisasi Campak,  perlu mendapat imunisasi MR karena  untuk mendapat kekebalan terhadap Rubella.
  • Apabila anak telah mendapat imunisasi MMR, apakah masih perlu mendapat imunisasi MR karena untuk memastikan kekebalan penuh terhadap penyakit Campak dan Rubella. Imunisasi MR aman diberikan kepada anak yang sudah mendapat vaksin MMR
  • Imunisasi MR aman bagi anak yang telah mendapat 2 dosis imunisasi Campak.
Perbedaan vaksin MR dan MMR
  • Vaksin MR mencegah penyakit Campak dan Rubella. Vaksin MMR mencegah penyakit Campak, Rubella dan Gondongan.
  • Diberikan  vaksin MR bukan MMR  Saat ini pemerintah memprioritaskan pengendalian Campak dan Rubella karena bahaya komplikasinya yang berat dan mematikan.
  • Virus ini menyebabkan kematian dan kecacatan yang bermakna pada anak-anak di Indonesia dan di dunia. Dan untuk mematikan virus ini secara global, maka perlu dilakukan vaksin missal pada anak-anak di Indonesia. Tujuannya agar di generasi mendatang vaksin ini benar-benar musnah.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 4 tahun 2016.
  • Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya penyakit tertentu.
  • Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebakan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yagn mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.

Selasa, 31 Januari 2017

                                          IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang luar biasa dan sangat ditunggu oleh pasangan suami istri. Untuk mendapatkan bayi yang sehat diperlukan upaya pencegahan-pencegahan yang bertujuan agar bayi yang dilahirkan tidak terkena suatu penyakit salah satu diantaranya adalah imunisasi TT yang bertujuan untuk mencegah penyakit tetanus neonatorum
Penyakit tetanus neonatorum adalah suatu penyakit pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh masuknya bakteri clostridium tetani ke dalam tubuh, biasanya kuman masuk melalui luka tali pusat karena pemotongan yang tidak steril atau perawatan tali pusat yang tidak memenuhi standar kesehatan misalnya ditaburi abu dapur atau atau ramuan tertentu.
Tanda-tanda Tetanus neonatorum adalah
  • Bayi tiba-tiba tidak bias menyusu
  • Mulut mencucu seperti mulut ikan
  • Mudah sekali dan sering kejang terutama jika disentuh, terkena sinar atau mendengar suara
  • Wajah mungkin kebiruan
  • Kadang ada demam
Tanda-tanda teyanus neonatorum ini timbul antara hari ke 3-14 post partum tetapi kadang lebih lambat. Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya tetanus neonatorum adalah
  • Pemotongan tali pusat bayi dengan menggunakan alat yang tidak bersih
  • Luka tali pusat kotor  atau tidak bersih karena diberi ramuan
  • Ibu tidak mendapat imunisasi lengkap sehingga bayi yang dikandung tidak kebal terhadap penyakit tetanus neonatorum
Sebagian besar bayi yang terkena penyakit tetanus neonatorum meninggak dalam beberapa hari, untuk itu diperlukan upaya untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut.
Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus neonatorum
  • Pertolongan persalinan dengan teknik Asuhan Persalinan Normal
  • Mengurangi persalinan oleh dukun tidak terlatih atau melakukan pendampingan persalinan
  • Perawatan tali pusat yang bersih
  • Memberikan kekebalan bayi baru lahir dengan memberikan kekebalan dengan imunisasi DPT, DT dan TT pada anak sekolah dan imunisasi TT pada wanita usia subur
Cara perawatan tali pusat
  • Cuci tangan sebelum membersihkan tali pusat
  • Tali pusat dibersihkan setiap pagi dengan air bersih
  • Luka tidak dibubuhi ramuan atau obat obatan
  • Luka ditutup kassa kering
Yang dilakukan bila bila terkena tetanus
  • Membawa bayi baru lahir secepatnya ke puskesmas atau rumah sakit  secepatnya karena semakin cepat mendapat pertolongan bayi akan kemungkinan akan dapat ditolong
  • Segera melaporkan kejadian tetanus neonatorum ke puskesmas terdekat
Imunisasi TT diberikan kepada calon ibu sebanyak dua kali dengan tujuan untuk memberikan kekebalan pada ibu dan bayinya dari penyakit tetanus. Imunisai TT diberikan secara booster untuk mendapatkan kekebalan yang sempurna. Imunisasi TT 1 hanya memberikan kekebalan selama satu bulan sehingga bayi belum kebal terhadap tetanus .
Jadwal pemberian imunisasi
  • Pada ibu hamil
  • TT I : Segera setelah ada tanda kehamilan
  • TT II: satu bulan setelah TT 1
  • TT I : Pada saat pendaftaran nikah
  • TT II: satu bulan setelah TT 1
  • Pada calon pengantin
Jadwal Imunisasi TT long life
No TT Interval Lama perlindungan
1 I Suntikan pertama 4 minggu
2 II 4 minggu setelah suntikan  pertama 6 bulan
3 III 6 bulan setelah suntikan kedua 1 tahun
4 IV 1 tahun dari suntikan ke -3 5 tanun
5 V 1 tahun dari suntikan ke -4 25 tahun

Dimana ibu bias mendapatkan imunisasi TT
  • Posyandu
  • PKD
  • Puskesmas
  • Rumah sakit
  • Dokter atau bidan praktek swasta
Anjuran untuk ibu hamil
  • Bila ibu belum mendapat imunisasi TT anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya dan mendapat imunisasi TT sebanyak 2x atau sesuai jadwal TT long life sebelum usia kehamilan 8 bulan
  • Minum tablet Fe minimal 90 tablet
  • Periksa kehamilan minimal 4X
  • 1x pada trimester pertama sebelum kehamilan 4 bulan
  • 1x pada trimester ke-2
  • 2x pada trimwester ke-3.

Pulau Pahawang Lampung


Minggu, 29 Januari 2017

AUDIT MATERNAL PERINATAL

(AMP)

 

 

A. Pengertian
Audit medik menurut the British Government dalam Lembaran Putihnya Working for Patient yaitu analilis yang sistemaits dan ktitis tentang kualitas pelayanan medik, didalamnya ada :
  1. Kualitas hidup dan luaran ( outcome ) untuk pasien.
  2. Prosedur yang dipakai untuk mendiagnosis dan mengobati.
  3. Penggunaan sumber-sumber dengan tujuan pelayanan yang diberikan oleh pasien.
B. Tiga persyaratan Audit Medik yang perlu dipenuhi :
1. Audit Medik
yaitu komponen penting dalam quality assurance dan merupakan bagian dasar dalam proses pengelolaan. Semua aktifitas medik dapat di audit, semua aktifitas yang berhubungan dengan dokter diembel-embeli kata medik. Di bidang perinatal misalnya bidan-perawat istilah menjadi audit klinik.
2. Sistematis
harus secara sistematis karena tidak semua kegiatan dapat di audit secara bersamaan. Subjek yang akan di audit harus dipelajari secara cermat, audit dilakukan secra ilmiah seperti penelitian klinik.
3. Kritis
diperlukan review oleh peergroup. Peserta audit harus mengerti atas keadaannya dan harus berani mengungkapkan kenyataan yang ada. Siapa saja yang ikut audit tidak boleh merasa terancam karena kesalahan bukan semata kesalahan perseorangan tetapi kesalahan sistem. Jika audit dilakukan secara benar maka semua permasalahan akan terungkap. Kasus yang sifatnya sangat pribadi dapat dilakukan audit tersendiri.
Pada satu audit diperlukan dua atau lebioh dokter spesialis senior agar audit mendengarkan pula pendapat para senior. Audit harus lebih menonjolkan fakta (evidence) ketimbang ideologi atau opini seorang ahli sekalipun.
C. Kualitas Pelayanan
Menurut Maxwell dalam British Medical Journal 1984 dan Maresh dalam bukunya Audit in Obstetrics and Gynaecology dikatakan dimensi pelayanan mencakup :
  1. Pelayanan yang efektif : satu kondisi telah dikelola dengan luaran yang dapat diterima
  2. Pelayanan yang aman : satu kondisi yang telah dikelola dengan komplikasi yang minimum
  3. Kepuasan pasien : pasien telah dikelola secra efektif dan aman
  4. Pelayanan yang efisien : sumber-sumber yang ada telah dimanfaatkan sebaik mungkin
  5. Pelayanan yang Equitable : pelayanan dapat di berikan secara umum kepada siapa saja
  6. Relevan bagi masyarakat : pelayanan kesehatan harus di hubungkan dengan penyediaan pelayanan secara keseluruhan dan tidak hanya pada sekelompok orang
Quality assurance sinonim dari audit medik dapat disebut sebagai komponen kunci satu pelayanan kesehatan yang berkualitas.
D. Pengelolaan Kualitas secara Menyeluruh
Berwick, yang dikutip oleh Maresh dalam bukunya Audit in Obstetrics and Gynaecology menyimpulkan bahwa ada beberapa prinsip yang perlu dipahami dan disepakati untuk mencapai pengelolaan Kualitas yang Menyeluruh ( total quality assurance ) :
  1. Keinginan untuk perbaikan
  2. Batasan kualitas
  3. Mengukur kualitas
  4. Memahami kebebasan antara
  5. Mengetahui sistem
  6. Modal dalam pembelajaran
  7. Pengurangan biaya
  8. Komitme pimpinan
E. Klasifikasi audit secara umum :
  1. Audit tentang struktur : struktur berhubungan dengan fasilitas dari satu pusat pelayanan ke pusat pelayanan yang lain, dari RS propinsi dengan RS kabupaten/kota dapat berbeda.
  2. Audit tentang proses : yang diaudit adalah satu pusat kesehatan dalam memberikan pelayanannya. Umumnya pelayanan yang baik berakhir dengan outcome yang baik.
  3. Audit tentang outcome : audit yang megukur dari satu pengelolaan / menjadi tolak ukur satu pelayanan merupakan kegiatan terpenting dari satu audit dan sering menjadi bagian paling sulit. Audit outcome bagian yang terpenting hasilnya harus disepakati secara diskriminatif karena standar yang dipakai serta fasilitas yang ada sangat berbeda dari satu pusat pelayanan ke pusa pelayanan lain.
Klasifikasi rasional : klasifikasi lain yang dipakai AMP yaitu struktur untuk menemukan kekurangan dalam pelayanan kesehatan dengan menganalisis perempuan dan lingkungan, keadaan administratif dan kualitas pelayanan itu sendiri.
 
F. Masalah yang berhubungan dengan pasien ( perempuan dan lingkungannnya )
  1. Masalah yang berhubungan langsung dengan perempuan itu sendiri, misal pengetahuan
  2. Pengaruh keluarga pada perilaku perempuan
  3. Pengaruh lingkungan / masyarakat disekitar perempuan, misal ada tidaknya telepon untuk memanggil ambulans atau tekanan dari masyarakat untuk lebih baik pergi ke dukun
G. Masalah Administratif
  1. Transportasi
  2. Kendala untuk mencapai pusat pelayanan kesehatan
  3. Tidak adanya fasilitas
  4. Kurangnya tenaga kesehatan yang terlatih
  5. Komunikasi
H. Pelayanan Standar Kesehatan
  1. Pelayanan antenatal
  2. Pelayanan antepartum
  3. Pelayanan postpartum
  4. Kedaruratan
  5. Resusitasi
  6. Anestesi
I. Informasi yang Hilang
Misal : tidak adanya catatan medik
 
J. Proses audit fenomena yang berdaur :
  1. Dimulai mempelajari dan menyatujui masalah apa yang akan dibicarakan. Masalah harus diberi batasan yang jelas
  2. Standar prosedur dan terapi harus tegas
  3. Informasi apa yang dapat diambil dari audit
  4. Informasi yang didapat dibandingkan dengan standar yang telah disepakati
  5. informasi yang didapat disampaikan pada satu pertemuan audit
  6. Dibuat rekomendasi dari apa yang telah di setujui menuju perbaikan
  7. Implementasi rekomendasi tersebut
  8. Proses tersebut di audit ulang secara berkala
K. Pelaksanaan AMP di Indonesia
AMP menurut Departemen Kesehatan adalah suatu kegiatan untuk menelusuri kembali sebab kesakitan dan kematioan ibu dan perinatal dengan tujuan mencegah kesakitan dan kematian yang akan datang.
Dari kegiatan ini dapat ditentukan :
  1. Sebab dan faktor-faktor terkait dalam kesakitan / kematian ibu dan perinatal
  2. Tempat dan alasan berbagi sistem dan program gagal dalam mencegah kematian
  3. Jenis intervensi yang dibutuhkan
Otopsi verbal adalah informasi tentang sebab kematian digunakan untuk prioritas kesehatan masyarakat, pola penyakit, tren penyakit dan untuk evaluasi dampak upaya preventif ataupun promotif.
 
L. Tujuan AMP
  1. Tujuan Umum : meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah kabupaten dalam rangka mempercepat penuruna angka kematian ibu dan perinatal
  2. Tujuan Khusus :
a) Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara teratur dan berkesinambungan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota, RS kabupaten dan puskesmas.
b) Menentukan intervensi untuk masing-masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam mengatasi pembahasan kasus.
c) Mengembangkan mekanisme koordinasi antara DKK, RS kabupaten/daerah, dan puskesmas dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati.


Morbiditas dan Mortalitas Ibu
Kematian maternal dapat diklasifikasi sebagai berikut :
  1. Kematian langsung karena kehamilannya sendiri
  2. Kematian tak langsung karena penyakit lain
  3. Tidak ada kaitan / dipengaruhi kehamilan, misal kecelakaan lalu lintas, bencana
Kematian Perinatal
Adalah terminologi paling luasyang digunakan untuk menentukan morbiditas bayi dan terminologi ini mencakup stillbirth/lahir mati saat masa neonatal dini.
Klasifikasi kematian perinatal :
1. Kelainan bawaan / cacat bawaan
2. Isoiminisasi / inkomtabilitas serologis
3. Preeklamsia
4. Perdrahan antepartum
5. Kelainan maternal/penyakit yang di derita ibu
6. lain-lain, infeksi neonatal
7. unexplained / tidak dapat dikategorikan
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kematian Ibu dan Perinatal
1. Faktor medik : beberapa faktor medik yang melatarbelakangi adalah faktor resiko
a) Usia ibu saat hamil
b) Jumlah anak
c) Jarak antara kehamilan
Komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas :
a) Perdarahan pervaginam, khususnya pada kehamilan trimester tiga, persalinan dan pasca persalinan
b) Infeksi
c) Pre-eklampsi, hipertensi akibat hamil
d) Komplikasi akibat partus lama
e) Trauma persalinan
Keadaan yang memperburuk derajat kesehatan ibu saat hamil :
a) Kekurangan gizi dan anemia
b) Bekerja ( fisik ) berat selama kehamilan
2. faktor non medik
a) Kurangnya kesadaran ibu untuk mendapat pelayanan antenatal
b) Terbatasnya pengetahuan ibu tentang bahaya kehamilan resiko tinggi
c) Ketidakberdayaan sebagian besar ibu hamil di pedesaan dalammpengambilan keputusan untuk dirujuk
d) Ketidakmampuan sebagian besar ibu hamil untuk membayar biaya transpor dan perawatan RS
3. faktor pelayanan kesehatan
a) Berbagai aspek manajemen yang belum menunjang antara lain :
1) belum semua Dati II memberi prioritas yang memadai untuk program KIA
2) kurangnya komunikasi dan koordinasi antara Dinkes Dati II, RS Dati II dan puskesmas dalam upaya kesehatan ibudan perinatal
3) belum mantapnya mekanisme rujukan dari puskesmas ke RS Dati II atau sebaliknya
b) Berbagai keadaan yang berkaitan dengan keterampiplan pemberi pelayanan KIA masih merupakan faktor penghambat
(a). belum ditetapkannya prosedur tetap penanganan kasus kegawatdaruratan kebidanan dan perinatal secara konsisten
(b). kurangnya pengalaman bidan di desa yang baru ditempatkan dalam mendeteksi dan menangani ibu/bayi resiko tinggi
(c). kurang mantapnya keterampilan bidan di puskesmas dan bidan praktik klinik swasta untuk ikut aktif dalam jaringan sistem rujukan saat ini
(d). terbatasnya keterampilan dokter puskesmas dalam menangani kegawat daruratan kebidanan dan perinatal
(e). kurangnya alih teknologi tepat guna (yang sesuai dengan permasalahan setempat) dari dokter spesialis RS II kepada dokter/bidan puskesmas
M. Kebijakan dan Strategi
  1. Kebijakan AMP
a) Peningkatan mutu pelayanan KIA dilakukan secara terus-menerus disamping upaya perluasan jangkauan pelayanan. Upaya peningkatan dan pengendalian mutu antara lain dilakukan melalui kegiatan AMP
b) Peningkatan fungsi kabupaten sebagai unit efektif yang mampu memanfaatkan semua potensi dan peluang yang ada untuk meningkatkan pelayanan KIA di seluruh wilayah
c) Peningkatan berkesinambungan pelayanan KIA di tingkat pelayanan dasar (puskesmas) dan tingkat rujukan primer (RS kabupaten / daerah)
d) Peningkatan kemampuan kabupaten dalam perencanaan program KIA yang mampu mengatasi masalah kesehatan setempat
e) Peningkatan kemampuan manajerial dan keterampilan teknis dari pengelola dan pelaksanaan program KIA
  1. Strategi
a) Peningkatan pelayanan program KIA dengan menerapkan kendali mutu yang antara lain dilakukan melalui AMP
b) DKK sebagai fasililtator bekerja sama dengan RS kabupaten / daerah dan melibatkan puskesmas dan unit pelayanan KIA dalam upaya kendali mutu
c) Dibentuk tim AMP yang selalu mengadakan pertemuan rutin untuk membahas tindak lanjut berdasarkan temuan dari kegiatan audit
d) Program KIA dibuat dengan mempertimbangkan hasil temuan dari kegiatan AMP sehingga diharapkan berorientasi pada pemecahan masalah di tempat
e) Pembinaan puskesmas dilakukan oleh DKK bekerjasama dengan RS dan dilaksanakan secara rutin dalam bentuk yang disepakati oleh tim AMP
 
N. Metode AMP
  1. Pertemuan tim AMP kabupaten : kecamatan melakukan analisis data/laporan dan menentukan kasus yang akan dibahas
  2. Pertemuan pembahasan kasus untuk pemecahan masalah ( problem solving ) :
1) Diikuti oleh semua tim AMP puskesmas ( dokter/bidan )
2) Mengkaji kasus yang menarik : pembelajaran gejala, pengelolaan, rujukan, siapa dan cara menolong, hambatan/kekurangan/masalah, kasus dilaporkan tim puskesmas diikuti penolong
3) Alternatif pemecahan, kesimpulan dan rencana tindak lanjut
4) Pencatatan dan pelaporan
 
O. Langkah-langkah dan Kegiatan AMP
  1. Persiapan
a) Pembentukan tim AMP
1) Pelindung : Bupati/walikota
2) Ketua : Kepala Dinas Kesehatan
3) Wakil Ketua : Direktur RS Dati II
4) Sekretaris : dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RS, dokter spesialis anak RS
b) Penyebarluasan Informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan AMP.
1) Menyampaikan informasi dan menyamakan pesepsi dengan pihak terkait dengan pengertian dan pelaksanaan AMP
c) Menyusun rencana kegiatan AMP
d) Orientasi pengelola program KIA dala pelaksanaan AMP
  1. Pelaksanaan AMP
a) Persiapan pelaksanaan
Menentukan :
1) Kasus yang menarik
2) Lokasi dilakukannya amp
3) Format pencatatan dan pelaporan
b) Pelaksanaan kegiatan AMP
Secara berkala dilakukan pelaksanaan AMP dengan melibatkan : kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA di puskesmas, dokter spesialis kandungan dan dokter spesialis anak RS kabupaten/kota dan staf pengelola yang terkait, kepala dinas kesehata dengan staf pengelola program yang terkait, pihak lain yang terkait misal BPS, petugas rekam medis RS kabupaten.
c) penyusunan rencana tindak lanjutterhadap temuan dari kegiatan AMP
  1. Pencatatan dan Pelaporan
a) Pencatatan
1) Puskesmas
(a). Rekam medis yang ada
(b). Formulir r ( rujukan maternal dan neonatal )
(c). Formulir om dan op ( otopsi maternal dan perinatal )
2) Rsud kabupaten
(a). Formulir mp : semua ibu bersalin dan bbl masuk rs, pengisian dilakuka bidan atau perawat
(b). Formulir ma : hasil kesimpulan dari am/ap, yang mengisi adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan penyakit kandungan ( untuk kasusu ibu ) dan bagian anak ( untuk kasusu perinatal )
b) pelaporan
1) RSUD kabupaten
(a). Laporan jumlah persalinan normal dan patologis, rujukan dan kematian. Laporan triwulanberisi informasi mengenai kasus ibu dan perinatal yang ditangani rsud kabupaten
(b). Pada tahapawal dilakukan pelaporan komplikasi yang paling sering terjadi pada ibu dan bayi baru lahir
2) Dinas Kesehatan Kabupaten
Pelaporan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal
  1. Pemantauan dan Evaluasi
a) Pemantauan
1) Pemantauan melalui laporan masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan amp
2) Pemsantauan kegiatan tindak lanjut kegiatan amp
b) Supervisi
Jika terdapat keterbatasan tenaga, dana dan sarana, supervisi dilakukan secara acak disesuaikan dengan masalah.
c) Evaluasi
Dilakukan dengan menggunakan indikator :
1) Kecenderungan case fatality rate ( cfr ) dari tiap jenis komplikasi/gangguan ibu dan perinatal yang diperlukan
2) Proporsi tiap jenis kesakitan ibu / perinatal yang dipantau
3) Cakupan pelayanan ibu hamil, pertolongasn persalinan oleh tenaga kesehatan
4) Frekuensi pertemuan audit di kabupaten dalam satu tahun
5) Frekuensi pertemuan tim AMP di kabupaten dalam satu tahun
AMP diselenggarakan karena tingkat masih tingginya angka kesakitan dan kematian perinatal dan perinatal. Prakarsa Safe Motherhood tahun1987 merumuskan kebijakan dan strategi yang dijabarkan dalam langkah-langkah kegiatan untuk menurunkan AKI. Ternyata sulit untuk mendokumentasikan penurunan AKI secara terukur dan mencegah berulangnya kesakitan/kematian dengan AMP.

Rabu, 22 Juni 2016

Materi Kelas Ibu Hamil

  • Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
  • Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
TUJUAN KELAS IBU HAMIL
  • Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
SASARAN KELAS IBU HAMIL
  • Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lain (Depkes RI, 2009).
MATERI KELAS IBU HAMIL
  • Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil ini merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat dipraktekan setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit (Depkes RI, 2009)
MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-1
  1. Perubahan Tubuh Selama Kehamilan
  • Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. (Depkes RI, 2009).
  • Pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh ibu yang erat kaitannya dengan keluhan-keluhan selama kehamilan, yaitu :
(1). Perubahan payudara
  • Payudara dan puting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi, kadang-kadang payudara terasa membengkak, mirip yang ibu rasakan menjelang haid. Membesarnya payudara ini karena kelenjar-kelenjar air susu membesar dan menyimpan lemak sebagai persiapan menyusui. Puting payudara dan daerah sekitar berwarna gelap.
(2). Peningkatan berat badan
  • Pada akhir trimester pertama ibu akan kesulitan untuk memasang kancing rok atau celana panjang. Hal itu bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak, tapi karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progesteron yang menyebabkan tubuh akan menahan air.
(3). Kram perut
  • Kram perut sering terjadi pada awal kehamilan serta akan terus berlangsung sampai rahim terletak di bagian tengah dan disangga dengan baik oleh tulang panggul (pada triwulan kedua). Kontraksi rahim sering terjadi secara teratur, sering dengan meningkatnya olah raga yang ibu lakukan selama hamil, saat berhubungan intim atau karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.
(4). Sering buang air kecil
  • Begitu haid terlambat 1-2 minggu biasanya ada dorongan untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya peredaran darah ketika hamil dan tekanan pada kandung kemih akibat membesarnya rahim, walaupun sering buang air kecil ibu harus tetap minum banyak agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9 bulan, saat kepala bayi sudah masuk ke rongga panggul dan menekan kandung kemih.
(5). Sembelit (susah buang air besar)
  • Selama kehamilan usus lebih rileks bekerja sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa kotoran agak terlambat.
(6). Ngidam
  • Sejak awal kehamilan dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu sering muncul pada ibu hamil. Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
(7). Mual dan muntah
  • Mual dan muntah sering terjadi di pagi hari walaupun keadaan yang dirasakan oleh sekitar 50% ibu hamil dapat muncul setiap saat. Mual dan muntah dipicu oleh bau makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh, biasanya berlangsung selama 3 bulan pertama kehamilan dan berhenti begitu masuk bulan ke 4.
  1. Keluhan Umum Saat Hamil dan Cara Mengatasinya
  • Keluhan umum saat kehamilan (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
(1). Keputihan
  • Selama kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa gatal dan tidak tercium bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering. Keputihan berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan kepada petugas kesehatan.
(2). Nyeri pinggang
  • Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung untuk berat dibagian depan. Untuk menyeimbangkan berat tubuh maka ibu akan berusaha untuk berdiri dengan tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu ibu akan merasakan nyeri di bagian pinggang, cara mengatasinya adalah sebagai berikut:
  1. Berolahraga dengan senam hamil atau berjalan kaki sekitar 1 jam sehari.
  2. Ketika berdiri usahakan tubuh dalam posisi normal yaitu tegak lurus dengan bahu ditarik kebelakang.
  3. Walaupun ingin tidur sebaiknya berbaring miring ke kiri. Posisi seperti ini memungkinkan aliran darah dan makanan ke arah plasenta berjalan normal, akan tetapi akan lebih baik bila ibu meletakkan bantal diantara kedua lutut.
  4. Jaga sikap tubuh saat duduk dengan punggung selalu lurus dan tidak dibungkukkan.
  5. Hindari duduk terlalu lama karena punggung akan merasa lelah. Atasi dengan cara meletakkan kepala di atas meja selama beberapa waktu, lalu cobalah untuk mereggangkan bagian belakang leher.
  6. Ganjal belakang punggung dengan bantal yang empuk, dengan begitu tulang belakang selalu tersangga dengan baik.
  7. Jangan berdiri terus menerus untuk waktu yang lama.
  8. Pada saat mengambil sesuatu di lantai usahakan untuk berjongkok secara perlahan dengan punggung dalam keadaan lurus kemudian baru mengambil barang tersebut dan setelah itu berdiri perlahan-lahan.
(3). Kram kaki
  • Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil terutama pada triwulan kedua. Bentuk gangguan berupa kejang pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki cenderung menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walaupun singkat tetapi dapat mengganggu tidur karena rasa sakit yang menekan betis dan telapak kaki. Hingga kini, penyebab kram kaki belum diketahui pasti. Diduga adanya ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu gangguan pada sistem persarafan otot-otot tubuh. Penyebab lainnya adalah kelelahan berkepanjangan serta tekanan rahim pada beberapa titik persarafan yang berhubungan dengan saraf-saraf kaki.
  • Cara mengatasi kram kaki (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi kandungan kalsium dan magnesium seperti aneka sayuran berdaun serta susu dan produk olahannya. Kalau ini sulit dipenuhi ibu, dapat berkonsultasi kepada bidan atau dokter mengenai makanan tinggi kalsium yang mudah diperoleh di daerahnya.
  2. Senam hamil secara teratur. Senam hamil dapat memperlancar aliran darah dalam tubuh.
  3. Jika kram menyerang pada malam hari, bangkitlah dari tempat tidur. Lalu berdiri selama beberapa saat, tetap lakukan meskipun terasa sakit.
  4. Dapat juga dilakukan pemijatan. Luruskan kaki, minta bantuan suami untuk menarik telapak kaki kearah tubuh dengan sebelah tangan, sementara tangan satunya menekan lutut ke bawah. Tahan selama beberapa detik sampai kram hilang.
(4). Pembengkakan di kaki
  • Pembengkakan yaitu penimbunan cairan akibat kadar garamn yang terlalu tinggi dalam tubuh. Garam memang bersifat menahan air. Biasanya pembengkakan muncul di triwulan ketiga kehamilan. Sebenarnya pembengkakan dapat terjadi di seluruh tubuh, tetapi bagian tubuh yang sering jadi sasaran berkumpulnya cairan adalah tangan dan kaki. Itu semua karena sifat air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
  • Pembengkakan dapat merupakan gejala keracunan kehamilan (preeklampsia) dengan timbulnya tekanan darah tinggi, air kemih mengandung protein dan nyeri kepala yang hebat. Jika timbul gejala-gejala tersebut dianjurkan agar segera memeriksakan diri ke bidan atau dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi eklampsia yang sangat fatal bagi ibu dan janin (Depkes RI, 2009).
  • Cara mengatasi pembengkakan kaki (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Mengurangi makananyang banyak mengandung garam, misalnya telur asin, ikan asin, dll
  2. Setelah bengun pagi, angkat kaki selama beberapa saat. Dapat juga ibu mengganjal kaki dengan bantal agar aliran darah tidak sempat berkumpul di pergelangan dan telapak kaki.
  3. Sering-seringlah mengangkat kaki agar cairan di kaki mengalir ke bagian atas tubuh.
  4. Bagi ibu yang bekerja di kantor dan banyak duduk, jaga agara posisi kaki lebih tinggi. Gunakan bangku kecil atau tumpukan buku sebagai penopang kaki.
  5. Naikkan kaki di atas bangku kecil atau sofa selama duduk. Lakukan sesring mungkin untuk memperkecil kemungkinan terjadinya sumbatan pada aliran darah di kaki. Kalau aliran darah di pada kedua kaki lancar-lancar saja, berbagaia keluhan akan langsung hilang.
  6. Jangan menyilangkan kaki ketika duduk tegak, sebab aklan menghambat aliran darah di kaki.
  7. Jika upaya-upaya yang dilakukan di atas tidak berhasil maka segera periksakan diri ibu ke bidan/dokter/tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.
(5). Wasir
  • Wasier adalah pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada pembuluh darah balik(vena) di daerah sekitar dubur. Hal ini terjadi karena adanya sembelit sehingga terpaksa mengejan setiap kali buang air besar. Padahal peregangan ketika mengejan inilah yang kadang-kadang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah di sekitar dubur, lalu terjadi perdarahan.
  • Wasir dapat disebabkan oleh berbagai sebab (Depkes RI, 2009) antara lain:
  1. Perubahan hormon dalam tubuh. Hormon progesteron yang meningkat selama kehamilan antara lain bertugas memperkuat janin di dalam rahim. Pada saat yang bersamaan hormon tersebut juga menghambat gerak otot pencernaan hingga saluran pembuangan berjalan lancar.
  2. Ukuran janin yang kian besar, akibatnya seringkali janin mendesak sejumlah pembuluh darah sekitar perut dan panggul. Darah yang meningkat baik volume maupun alirannya jadi terhambat.
  3. Sembelit
  4. Gerakan fisik yang terbatas selama hamil merupakan salah satu faktor penyebab kerja usus jadi ”malas”.
  • Cara mengatasi kram kaki (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran.
  2. Minumlah cairan yang banyak. Paling tidak 2 liter dalam sehari.
  3. Biasakan buang air besar secara rutin pada waktu-waktu tertentu, seperti di pagi hari. Sebelum buang air besar upayakan minum air hangat.
  4. Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki. Gerakan ini diharapkan dapat membantu otot-otot di saluran pencernaan untuk bergerak mendorong sisa makanan ke saluran pembuangan.
  5. Hindari mengejan ketika buang air besar.
  1. Periksa Kehamilan Secara Rutin
  1. Periksa kehamilan secepatnya dan sesering mungkin sesuai dengan anjuran petugas. Agar ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika ada masalah yang timbul pada kehamilan.
  2. Timbang berat badan setiap kali periksa hamil. Berat badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam kandungan.
  3. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan. Ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Tablet tambah darah mencegah ibu kurang darah. Minum tablet tambah darah tidak membahayakan bayi.
  4. Minta imunisasi tetanus toksoid kepada petugas kesehatan, imunisasi tetanus untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
  5. Minta nasehat kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama hamil. Makan makanan bergizi yang cukup membuat ibu dan bayi sehat.
  6. Sering mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah kandungan berumur 4 bulan.
  1. Pengaturan Gizi
  • Jenis makanan yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi seimbang, sedangkan makanan yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil antara lain adalah minuman yang beralkohol, minuman yang mengandung kafein misalnya kopi, makanan yang mengandung zat tambahan seperti pengawet, makanan yang tercemar (pestisida, logam berat).
  • Manfaat makanan yang dimakan oleh ibu hamil yaitu:
  1. Untuk kebutuhan gizi tubuh sendiri agar tidak terjadi Kurang Energi Kronis (KEK)
  2. Agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin
  3. Untuk merpersiapkan pembentukan air susu ibu
  • Lebih dari 60% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Anemia adalah kondisi dimana kadar Hb dalam sel darah merah sangat kurang. Normalnya kadar Hb dalam darah seseorang sekitar 11 g/100 ml. Bila kadar Hb dalam darah berkisar 9-11 g/100 ml, penderita digolongkan anemia ringan, sedangkan bila kadar HB 6-8 g/100 ml berarti menderita anemia sedang. Penderita dimasukkan ke dalam kelompok anemia berat bila kadar Hb kurang dari 6 g/100 ml (Depkes RI, 2009).
  • Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi disebut anemia defisiensi besi. Selain itu dapat juga kekurangan asam folat dan vitamin B12 (anemia megablostik). Anemia dapat juga terjadi akibat sumsum tulang belakang yang kurang mampu membuat sel-sel darah baru(anemia hipoplastik), dan akibat penghancuran sel darah merah lebih cepat dari pembuatannya(anemia hemolitik). Dalam kehamilan, yang paling sering di jumpai adalah anemia kekurangan zat besi. (Depkes RI, 2009).
  • Anemia pada ibu hamil disebabkan volume darah dalam tubuh meningkat 50%, ini karena tubuh memerlukan tambahan darah untuk mensuplai oksigen dan makanan bagi pertumbuhan janin. Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi sebanyak 800 mg, dimana 500 mg untuk pertumbuhan sel darah merah ibu sedang 300 mg untuk janin dan plasenta (Depkes RI, 2009).
  • Kondisi anemia ibu hamil tidak diatasi dapat mengakibatkan mudah pingsan, mudah mengalami keguguran atau proses melahirkan yang berlangsung lama akibat kontraksi yang tidak bagus (Depkes RI, 2009).
e.Perawatan Kehamilan
(1). Psikologis
  • Kesiapan psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa telah ingin mempunyai anak dan merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik anaknya. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang mengalami masalah emosional selama hamil misalnya depresi akan mempengaruhi proses perkembangan otak janin dan membawa dampak emosi serta perilaku anak setelah lahir. Kesehatan dan kesiapan psikologis sangat penting bagi masing-masing pihak baik istri maupun suami (Depkes RI, 2009).
  • Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan sudah pasti akan mempermudah dan meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya janin di dalam perutnya (Depkes RI, 2009).
(2). Hubungan suami istri atau senggama selama kehamilan
  • Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual, senggama boleh dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda, hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitive dan responsif (Depkes RI, 2009).
  • Libido dan keinginan untuk menikmati hubungan intim selama masa kehamilan sangat bervariasi. Umumnya dorongan seksual agak menurun di triwulan pertama. Hal ini disebabkan perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual membuat ibu tidak ada dorongan untuk melakukan hubungan seks. Triwulan kedua dorongan seksual wanita hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini turun kembali di triwulan ke 3 akibat ukuran dan berat janin yang semakin meningkat (Depkes RI, 2009).
  • Tidak ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil, asalkan kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukan senggama kapanpun menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati aktivitas hubungan seksual, ibu dapat saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran, serta stress yang mungkin muncul selama masa kehamilan. Jika kehamilan beresiko misalnya plasenta tidak pada posisi yang seharusnya (plasenta previa) lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter. Begitu juga apabila ibu mengalami pendarahan ringan seperti keluarnya flek-flek pada kehamilan triwulan pertama, tunda dulu keinginan melakukan hubungan intim. Hubungan seksual selama kehamilan juga bermanfaat sebagai persiapan bagi otot panggul untuk menghadapi proses persalinan. Setelah melahirkan sebaiknya senggama dilakukan setelah masa nifas (40 hari) (Depkes RI, 2009).
(3).Konsumsi obat ibu hamil
  • Selama kehamilan apa yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi pula oleh janin, sehingga jika salah minum obat akan mengganggu proses tumbuh kembang janin di dalam rahim ibu. Sebelum hamil delapan bulan ada baiknya ibu tidak minum obat apa pun, kalaupun terpaksa minum obat perlu ekstra hati-hati.
  • Berikut beberapa hal yang wajib dilakukan sebelum menelan suatu obat (Depkes RI, 2009):
  1. Biasakan untuk selalu memberitahu petugas kesehatan bahwa ibu sedang hamil.
  2. Jangan segan-segan bertanya apakah obat yang diberikan benar-benar aman bagi ibu hamil atau tidak.
  3. Kalaupun mengkonsumsi obat bebas seperti obat flu atau batuk tanyakan dosis aman untuk ibu hamil.
  4. Bila terpaksa mengkonsumsi obat untuk penyakit ibu tanyakan efek samping obat tersebut terhadap janin.
  5. Berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan tradisional.
  1. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
  • Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan, oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis.
  • Tanda-tanda bahaya kehamilan (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
(1). Perdarahan
  • Perdarahan lewat jalan lahir yang jika terjadi pada kehamilan muda dapat menyebabkan keguguran, sedangkan jika terjadi pada kehamilan tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan.
(2). Bengkak
  • Bengkak di kaki, tangan dan wajah yang disertai sakit kepala hebat, dapat disertai dengan kejang-kejang. Ini merupakan tanda dan gejala keracunan kehamilan (pre-eklampsia), dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya.
(3). Demam tinggi
  • Demam tinggi biasanya akibat adanya infeksi bakteri atau malaria. Demam dapat membahayakan jiwa ibu, terjadi keguguran atau bayi lahir kurang bulan.
(4). Keluar air ketuban
  • Keluar air ketuban sebelum waktunya merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan janin dalam kandungan.
(5). Gerakan bayi berkurang
  • Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali, hal ini merupakan tanda bahaya janin. Gerakan janin diharapkan 10 kali dalam 12 jam saat ibu terjaga.
(6). Ibu muntah terus dan tidak mau makan
  • Keadaan ini membahayakan kesehatan ibu.
(7). Trauma atau cedera
  • Trauma dan cedera pada perut yang dapat terjadi karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.
  1. Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker Persiapan Menghadapi Persalinan
  • Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan dengan menentukan tempat untuk bersalin atau melahirkan, menentukan penolong persalinan, menginformasikan riwayat kehamilan, tanda-tanda ibu hamil yang akan bersalin atau melahirkan, dan suami mendampingi selama proses persalinan berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila diperlukan (Depkes RI, 2009).
  • Keluarga harus dapat menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis. Suami atau keluarga harus dapat menghindari 3T (terlambat) yaitu terlambatr mengambil keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat memperoleh pertolongan medis sehingga suami atau keluarga waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan. Suami atau kelaurag merencanakan system angkutan (ambulan desa) dan menyiapkan pendonor darah potensial jika diperlukan serta mendampingi ibu pada saat selesai persalinan (Depkes RI, 2009).
KONSEP KELAS IBU HAMIL 2
MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-2
  1. PERSALINAN
  • Persalinan adalah dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari vagina (Depkes RI, 2009).
(1). Tanda persalinan
  • Tanda-tanda bahwa persalinan mulai berlangsung: adanya kontraksi rahim yang berkala dengan lama dan kekuatan tertentu. Biasanya lama kontraksi antara 45-75 detik (Depkes RI, 2009).
  1. Kekukatan kontraksi: semakin lama akan bertambah kuat. Saat mulas jika kita menekan perut dengan telunjuk akan terasa mengeras.
  2. Jarak antar kontraksi: akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian menjadi semakin sering.
  3. Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera melahirkan. Namun ibu perlu waspada terhadap hal tersebut, jika perdarahan banyak, ibu perlu segera ke Polindes/Puskesmas tanpa perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai teratur dan bertambah kuat kekuatannya.
  4. Pecahnya ketuban
(2). Tanda bahaya persalinan
  • Proses persalinan di duga mengalami ganguan jika didapatkan hal-hal (Depkes RI, 2009) berikut:
  1. Pendarahan dari jalan lahir
  2. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
  3. Ibu tidak kuat mengejan
  4. Mengalami kejang
  5. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
  6. Air ketuban keruh dan berbau.
  1. PROSES PERSALINAN
  • Ibu berhak memilih proses persalinan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi kondisi janin maupun kehamilan yang seringkali tidak diduga akan membuat ibu menjalani penanganan persalinan dengan proses tertentu. Pada saat ini penolong akan memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan tindakan atau rujukan (Depkes RI, 2009).
  • Proses persalinan (Suheimi, 2009) terdiri dari empat kala, yaitu:
  1. Kala I : dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang cukup sehingga menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.
  2. Kala II: kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
  3. Kala III: segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta dan selaput ketuban.
  4. Kala IV : dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.
  1. INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
  • Sebelum persalinan berlangsung Bidan atau penolong persalinan akan memberitahukan kepada ibu tentang Inisiasi Menyusui Dini. Penting sekali untuk bayi agar disusui segera (1/2-1 jam) setelah bayi lahir dengan cara bayi dikeringkan dahulu kemudian letakkan bayi didada ibu agar bayi berusaha mencari puting susu ibu. Upaya untuk menyusu dalam 30 menit sampai 1 jam pertama kelahiran, penting untuk keberhasilan proses menyusui selanjutnya yaitu karena akan merangsang produksi ASI, serta memperkuat reflex menghisap bayi. Reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir (Depkes RI, 2009).
  • Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami, karena air susu ibu (ASI) merupakan menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik dari sudut pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena ASI disamping sebagai makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan menggerakkan jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat meningkatkan komunikasi antara ibu bayi (Soetjiningsih, 2007).
  1. PERAWATAN NIFAS
  • Persalinan merupakan kerja yang sangat melelahkan, baik secara fisik maupun psikis. Kelelahan yang muncul merupakan akumulasi kelelahan yang terjadi sepanjang kehamilan. Menyusui juga menimbulkan kelelahan, karena untuk menyusui dengan baik ibu dituntut untuk berusaha keras dan telaten serta bersedia untuk belajar.
  • Menyusui merupakan hal yang sangat melelahkan karena untuk memenuhi kebutuhan bayinya ibu harus bersedia memberikan setiap bayi menginginkan. ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, selain murah karena tidak harus membeli, menyiapkannya tidak sulit dibanding susu formula. Kandungan gizi terbaiknya dan zat kekebalan yang sampai saat ini belum ada susu formula yang menandinginya. Manfaat psikologis dari ibu yang memberikan ASI ternyata ibu dapat lebih tenang (Depkes RI, 2009).
  1. PERAWATAN PAYUDARA
  • Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI dan mencegah masalah-masalah yang akan muncul saat menyusui seperti putting susu nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan saat kehamilan sampai melahirkan. Perawatan payudara dilakukan sehari dua kali saat mandi dan bila ada masalah dengan menyusui dilakukan dua kali sehari (Soetjiningsih, 2007).
(1). Perawatan payudara selama kehamilan
  1. Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya menggantinya dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran payudara untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik untuk payudara.
  2. Gunakan BH untuk menyusui pada akhir kehamilan. Pilihlah BH yang ukurannya sesuai dengan payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara).
  3. Persiapan puting susu. Dengan lembut putar puting antara telunjuk dan ibu jari sekitar 10 detik sewaktu mandi. Jika mendapatkan kesulitan atau puting susu rata atau masuk kedalam, konsultasikan ke dokter, sehingga hal ini dapat diatasi dini untuk mencegah kesulitan nantinya.
  4. Pada tahap akhir bulan kehamilan, memijat lembut payudara di daerah yang berwarna gelap (aerola) dan puting susu, mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes kolostrum (cairan kental berwarna kekuningan dari putingnya) untuk membantu membuka saluran susu.
  5. Bersihkan payudara dan puting, jangan menggunakan sabun di daerah puting hal ini dapat menyebabkan daerah tersebut kering. Gunakan air saja lalu keringkan dengan handuk (Suririnah, 2009)
(2). Perawatan payudara setelah melahirkan
(a)Siapkan alat dan bahan
  1. Baby oil atau minyak kelapa bersih.
  2. Gelas
  3. Air hangat dan dingin dalam baskom kecil
  4. Dua buah handuk mandi bersih
  5. Kapas
  6. Handuk kecil atau washlap untuk kompres
(b)Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit.
(c)Lakukan pengurutan payudara
  1. Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara payudara.
  2. Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan.
  3. Lakukan terus pengurutan ke bawah dan ke samping.
  4. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
  5. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir kelingking tangan kanan urut payudara dari pangkal hingga puting susu. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
  6. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
  7. Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting susu.
  8. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
  9. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
  10. Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal payudara ke arah puting susu sebanyak satu kali.
  11. Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tamping dengan tempat yang bersih atau gelas.
  12.  Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama dua menit, lalu ganti dengan kompres air dingin dua menit dan kompres lagi dengan air hangat selama dua menit (Saryono dkk, 2009)
Gambar 1 Tehnik menyokong payudara
Gambar 2 Gerakan memutar satu payudara
Gambar 3 Gerakan memutar payudara
Gambar 4 Mengurut payudara
  1. MENJAGA KESEHATAN IBU NIFAS
  • Banyak orang beranggapan bila seorang ibu sudah melahirkan anaknya dengan selamat berarti sudah selesai semua urusan. Padahal masih ada hal penting yang harus diperhatikan yaitu perawatan terpulang pada proses persalinan yang dilaluinya. Dalam arti apakah normal atau spontan, menggunakan alat bantu semisal forcep atau vakum maupun bedah sesar (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
(1). Dua jam pertama
  • Dua jam pertama pada persalinan normal, petugas kesehatan akan memantau kesadaran, tekanan darah dan pernapasan si ibu. Terlebih untuk mengetahui adakah perdarahan atau tidak. Jika semuanya dalam keadaan baik dan tidak terjadi perdarahan si ibu dapat beristirahat. Sedangkan bila terjadi perdarahan akan segera ditangani. Dalam arti dicari apa penyebab terjadinya perdarahan tersebut. Bila rahim tidak mau berkontraksi maka akan diberi obat-obatan yang dapat menguatkan kontraksi, dan jika terdapat sisa plasenta akan dilakukan pembersihan.
(2). Kebersihan jalan lahir
  • Jahitan pada jalan lahir dalam beberapa hari masih sakit, untuk menjaga kebersihan jalan lahir harus jadi perhatian utama. Gunakan sabun lembut dan bilas dengan air banyak. Infeksi yang menyebabkan pembengkakan dilakukan pengompresan pada daerah bengkak dengan revanol dan periksa ke dokter atau bidan.
(3). Kontraksi rahim
  • Kontraksi yang baik menyebabkan rahim kembali ke ukuran normal tidak ada bantuan dari obat-obatan. Kontraksi rahim pada dasarnya tidak hanya dibutuhkan untuk mengeluarkan janin saat persalinan, tapi juga mengembalikan rahim ke bentuk dan ukuran semula, baik pada persalinan normal maupun persalinan tindakan seperti vakum, forcep atau sesar. Secara otomatis rahim akan berkontraksi dengan sendirinya, hingga bila kontraksi cukup kuat atau lemah dicurigai, mungkin disebabkan Hb kurang dari 11 mg% atau ada sesuatu yang tertinggal di rahim, semisal sisa plasenta. Jika Hb dibawah 9 mg% maka dilakukan tranfusi darah, sedangkan jika terdapat sisa plasenta maka dilakukan kuretase untuk membersihkan sisa plasenta.
(4). Banyak minum
  • BAK setelah persalinan minimal 1 kali dan BAB 8 jam setelah persalinan, jika tidak BAK dan BAB berarti proses involusi atau pengecilan rahim terhambat. Bukan tidak mungkin terjadi pelengketan antar organ bagian dalam mengingat kandung kemih dan usus letaknya berdekatan dengan rahim. Gangguan di salah satu organ tersebut berdampak pula pada organ lainnya. Dengan kata lain bila masih ada kotoran yang terkumpul di usus besar, proses mengecilnya rahim dapat terhambat. Agar dapat cepat BAK sekaligus mengganti cairan tubuh yang banyak terbuang saat bersalin, usai melahirkan ibu-ibu disarankan banyak minum, minimal 2-3 liter per hari.
(5). Mobilisasi
  • Kendati merasa letih ibu tidak boleh bersikap malas-malasan dengan hanya berbaring sepanjang waktu, ibu harus mulai bergerak supaya sirkulasi darahnya menjadi baik.
  1. TANDA-TANDA BAHAYA DAN PENYAKIT PADA IBU NIFAS
  • Infeksi adalah salah satu keadaan yang perlu diwaspadai oleh ibu pada masa nifas. Infeksi terjadi karena ibu kurang teliti dalam melakukan perawatan pasca persalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada sehingga memilih tidak membersihkannya. Keadaan luka sangat rentan didatangi oleh kuman dan bakteri shingga mudah terinfeksi,
  • Gejala infeksi (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Suhu tubuh melebih 37,5O C
  2. Menggigil, pusing dan mual
  3. Keputihan
  4. Keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir.
  5. Cairan yang keluar disertai bau yang menyengat.
  6. Keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri.
  7. Terasa nyeri di perut.
  8. Pendarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit, misalnya seminggu sesudah melahirkan, perdarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak keluar.
  1. KB PASCA SALIN
  • Pemilihan jenis KB sampai saat ini belum ditemukan suatu metode kontrasepsi yang ideal atau sempurna. Ideal dalam arti aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah dan dapat diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam waktu lama secara efektif (Depkes RI, 2009).
  • Calon akseptor (peserta KB) harus mendapat penjelasan mengenai efektivitas dan keamanan alat kontrasepsi tersebut. Faktor yang dapat berakibat buruk terhadap akseptor KB misalnya spiral tidak boleh dipasang pada ibu yang mengalami infeksi panggul atau perdarahan dari jalan lahir yang tidak diketahui penyebabnya.
  • Kontrasepsi terpilih untuk pasca salin harus mempertimbangkan beberapa hal (Depkes RI, 2009) seperti berikut ini:
  1. Pastikan ibu menyusukan bayinya atau tidak.
  2. Pilih jenis kontrasepsi yang sesuai
  3. Tidak ada masalah gangguan pembekuan darah, produksi ASI dan tumbuh kembang bayi bila ibu menggunakan kontrasepsi.
  4. Tidak harus menghentikan pemberian ASI untuk menggunakan suatu alat kontrasepsi.
  5. Kontrasepsi terpilih harus tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI atau mengganggu kesehatan bayi.
MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-3
  1. PERAWATAN BAYI
(1). PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
  • Bayi lahir sehat diketahui dari tanda-tanda (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Bayi lahir segera menangis
  2. Seluruh tubuh bayi kemerahan
  3. Bayi bergerak aktif
  4. Bayi dapat menghisap puting susu dengan kuat
  5. Berat lahir 2500 gram-400 gram
  • Tujuan perawatan bayi adalah memenuhi kebutuhan dasar bayi seperti menjaga pernafasan, nutrisi yang cukup, suhu tubuh dan menghindari kontak dengan infeksi. Penting untuk membantunya menyesuaiakan diri dengan kehidupan baru di luar rahim (Wiyati, 2010).
  • Perawatan bayi baru lahir antara lain:
(a). Perawatan kulit dan kuku
  • Kulit bayi baru lahir sangat rentan terhadap iritasi dari bahan kimia yang ada dalam pakaian baru, dan sisa sabun atau detergen yang menempel pada pakaian yang sudah dicuci.
  • Untuk menghindari masalah ini, ibu harus membilas semua pakaian bayi, seprei, selimut dan bahan lain yang dicuci sebelum dipakaikan ke bayi.
  • Untuk beberapa bulan pertama, ibu harus mencuci pakaian bayi dalam tempat yang terpisah dari pakaian keluarga yang lain.
  • Seperti apa yang ibu baca pada iklan untuk produk bayi, bayi biasanya tidak memerlukan lotion, minyak atau bedak.
  • Jika kulitnya sangat kering, ibu dapat mengoleskan lotion pada tempat-tempat yang kering. Jangan menggunakan produk perawatan kulit yang tidak dibuat khusus untuk bayi, karena produk tersebut umumnya mengandung parfum dan bahan kimia yang lain yang dapat mengiritasi kulit bayi.
  • Satu satunya perawatan untuk kuku bayi adalah memotongnya. Ibu dapat menggunakan gunting kuku khusus untuk bayi atau gunting kecil berujung tumpul. Waktu yang baik untuk memotong kuku adalah setelah mandi jika bayi berbaring dengan tenang, tetapi akan lebih mudah lagi bila ibu melakukannya ketika bayi sedang tidur.
(b). Perawatan mata dan telinga
  • Ibu tidak perlu membiasakan diri menuangkan minyak hangat ke dalam kanal telinga bayi karena hal itu hanya akan menambahkan lebih banyak lagi kotoran di telinganya dari pada membersihkannya. Saat ibu membersihkan matanya, mengusapkan gumpalan kapas atau handuk dari ujung mata di dekat hidung ke arah luar. Ibu tidak perlu menghias mata bayi dengan pewarna.
(c). Perawatan tali pusat
  • Puntung tali pusat biasanya akan lepas dalam waktu seminggu jika dibiarkan, tidak basah saat mandi atau ditarik supaya lepas. Jika pada saat mengering, daerah pusar ini agak merah, sebaiknya ibu mengolesinya dengan krim bayi setiap hari.
  • Jika ada nanah atau cairan keluar dari pusar, atau jika diraba terdapat gumpalan seukuran kacang pada bayi yang berusia 2 atau 3 minggu yang disebut polyp atau granulasi, maka yang harus dilakukan oleh ibu adalah memeriksakan pada petugas kesehatan guna untuk menghindari infeksi yang lebih parah.
(d). Perawatan hidung
  • Perawatan hidung sangat penting untuk menjaga hidung tetap bersih karena bayi akan menangis dan sulit bernafas jika hidungnya tersumbat. Ibu sebaiknya menghindari memasukkan gumpalan kapas kedalam hidung bayi.
(e). Mengenakan pakaian bayi
  • Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat. Oleh masyarakat awam mengenakan pakaian yang berlebihan sering kali dilakukan dengan cara memberi pakaian yang berlapis-lapis, bahkan di cuaca yang cerah.
  • Hal itu dapat membuat bayi tidak bisa bernafas dengan baik, berkeringat, dan menunjukkan gejala susah bernafas, mengarah pada sembelit dan keringat buntu. Ibu sebaiknya menghindari pakaian yang menyentuh leher bayi, karena hal ini dapat mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas ibu sebaiknya memberikan pakaian dalam dan popok saja pada bayi.
(f). Memandikan bayi
  • Ibu tidak perlu sering memandikan bayi asalkan ibu selalu mencuci area popok dengan seksama selama penggantian popok, Mandi dua atau tiga kali seminggu selama tahun pertama sudah cukup. Jika dimandikan lebih sering kulitnya akan menjadi kering. Selama seminggu atau dua minggu pertama, sampai tali pusat lepas, bayi baru lahir sebaiknya di basuh dengan spons.
(g). Menyusui Bayi
  • Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami. Karena air susu ibu (ASI) merupakan menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik dari sudut pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena ASI disamping sebagai makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan menggerakkan jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat meningkatkan komunikasi antara ibu bayi (Soetjiningsih, 2007).
(2). PEMBERIAN K1 INJEKSI PADA BAYI BARU LAHIR
  • Pemberian vitamin K1 bertujuan guna mencegah terjadinya perdarahan akibat kekurangan vitamin K1. Manifestasi klinik yang sering ditemukan pada bayi kurang vitamin K1 adalah perdarahan, pucat dan pembesaran lever atau hati ringan. Perdarahan dapat terjadi spontan akibat trauma, terutama pada trauma proses kelahiran. Kebanyak kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna.
  • Penyebab kekurangan vitamin K1 (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Mengkonsumsi obat-obatan atau jamu selama masa kehamilan terutama yang dapat mengganggu metabolisme vitamin K1 seperti obat anti pembekuan darah.
  2. Pembentukan vitamin K1 yang kurang oleh bakteri usus, misalnya bayi yang sering menggunakan antibiotik, khususnya bayi lahir prematur, bayi yang mengalami gangguan fungsi hati dan bayi yang kurang asupan vitamin K1. Begitu juga dengan bayi yang menderita gangguan pencernaan dan diare kronik.
(3). TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
  • Tanda bahaya bayi baru lahir (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Adanya kejang atau tanpa kesadaran menurun: bayi menangis melengking tiba-tiba, adanya gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata atau anggota gerak, mulut mencucu, kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan.
  2. Adanya gangguan nafas: nafas berhenti lebih dari 20 detik, bayi tampak biru, tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, pernapasan cuping hidung, bayi merintih.
  3. Penurunan suhu tubuh kurang dari 36O C: badan bayi teraba dingin, tampak mengantuk, ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, kaki dan tangan teraba dingin dan gerakan bayi kurang dari normal.
  4. Bayi demam > 37,5O C
  5. Adanya infeksi: bayi tampak mengantuk atau tidak sadar, adanya kejang, gangguan napas, malas atau tidak dapat minum, ubun-ubun cembung, ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, badan teraba dingin, adanya bisul-bisul kecil pada kulit, nanah keluar dari mata, pusar kemerahan sampai ke dinding perut dan berbau busuk.
  6. Bayi kuning pada hari pertama setelah lahir atau setelah umur 14 hari atau pada umur lebih dari 2 minggu.
  7. Adanya gangguan saluran cerna: bayi muntah, bayi gelisah, rewel dan perut kembung, teraba benjolan pada perut. Untuk bayi baru lahir: belum buang air besar dalam 24 jam terakhir, ada darah dalam tinja tanpa diare, periksa apakah ada lubang duburnya.
  8. Diare: keadaan umum bayi apakah tampak mengantuk atau tidak sadar, gelisah atau rewel, mata cekung, cubitan pada kulit perut kembali lambat.
(4). PENGAMATAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI ATAU ANAK
  • Sangat penting untuk mengamati pertambahan berat badan bayi dengan membawanya ke posyandu untuk ditimbang setiap bulan. Setiap bulan berat badan anak akan meningkat sesuai dengan pita hijau pada KMS (Depkes RI, 2009).
  • Perkembangan dan kepandaian anak akan bertambah sesuai dengan umur dan anak yang sehat akan jarang sakit, selalu gembira, ceria, aktif. lincah dan cerdas.
  • Tanda-tanda anak tumbuh sehat (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Berat badan anak naik setiap bulan
  2. Pada KMS garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pitra warna diatasnya.
  • Tanda anak tumbuh kurang sehat (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Berat badan tidak naik
  2. Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah ke pita warna di bawahnya atau ada di bawah garis merah.
(5). PEMBERIAN IMUNISASI BAYI BARU LAHIR
  • Imunisasi merupakan upaya untuk melindungi bayi dari berbagai aspek penyakit menular. Imunisasi pertama diberikan pada saat bayi baru lahir yaitu dengan memberikan imunsasi Hepatitis B-O (HBO). HBO sebaiknya diberikan sebelum bayi berumur 7 hari. Imunsiasi selanjutnya diberikan di posyandu, puskesmas, rumah sakit atau dokter praktek swasta. Bayi harus mendapatkan imunsasi dasar lengkap sebelum berumur 1 tahun. Bayi yang akan diimunisasi harus dalam keadaan sehat, namun batuk pilek ringan bukan merupakan halangan untuk mendapatkan imunsasi.
  • Penyakit yang dapat dicegah dengan imunsasi (Depkes RI, 2009) adalah:
  1. Hepatitis B (HB)
  2. TBC
  3. Polio
  4. Difteri, Perfusis (batuk rejan), Tetanus (DPT)
  5. Campak
  1. MITOS
  • Banyak mitos mengenai kehamilan dan kesehatan anak. Namun namanya juga mitos tentu banyak juga yang perlu diteliti kebenarannya. Beberapa mitos dapat bertahan karena memberikan nasihat yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Namun banyak mitos terutama sekitar kehamilan dan melahirkan, terbukti salah atau tidak efektif sesuai dengan kemajuan kedokteran dan teknologi (Depkes RI, 2009).
  1. PENYAKIT MENULAR
  • Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya melalui hubungan seks dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di banyak negara.
  • Angka kejadian IMS diperkirakan tinggi dan kegagalan dalam mendiagnosa serta mengobati IMS sedini mungkin dapat menimbulkan komplikasi dan kecacatan termasuk terjadinay infertilitas, keguguran, kehamilan ektopik, kanker daerah panggul bahkan infeksi pada bayi baru lahir. Komplikasi yang terjadi akibat IMS dan penyakit radang panggul (PRP) menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan reproduksi (Depkes RI, 2009)
  1. AKTA KELAHIRAN
  • Menurut UU No 23/2002: Perlindungan Anak pasal 5 menjelaskan bahwa setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. Pasal 27 juga menyatakan bahwa identitas diri anak harus diberikan sejak kelahirannya dan dituangkan dalam akta kelahiran yang dibuat berdasarkan pada surat keterangan dari orang yang menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran (Depkes RI, 2009).
2). MATERI SENAM IBU HAMIL
  • Senam ibu hamil dilakukan secara rutin dan terus mnenerus, hal ini bertujuan: untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala yang mengganggu selama masa kehamilan seperti sakit pinggang, bengkak kaki dan lain-lain, mengurangi ketegangan otot-otot sendi sehingga mempermudah kelahiran.
  • Senam semasa kehamilan (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Senam untuk kaki
  • Senam untuk kaki dilakukan (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
  1. Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh bersandar tegak lurus (rileks).
  2. Tarik jari-jari kearah tubuh secara perlahan-lahan lalu lipat ke depan.
  3. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai dengan gerakan
  4. Tarik kedua telapak kaki kea rah tubuh secara perlahan-lahan dan dorong ke depan. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungansesuai dengan gerakan
Gambar 5 Gerakan jari-jari kaki
Gambar 6 Gerakan mendorong ke depan
  1. Senam duduk bersila
  • Senam ibu hamil dapat dilakukan dengan cara duduk bersila (Depkes RI, 2009) sebagai berikut sebagai berikut:
  1. Duduk kedua tangan diatas lutut
  2. Letakkan kedua telapak tangan di atas lutu
  3. Tekan lutut ke bawah dengan perlahan-lahan
  4. Lakukanlah sebanyak 10 kali, lakukan senam duduk bersila ini selama 10 menit sebanyak 3 kali sehari
 Senam Duduk Bersila
  1. Cara tidur yang nyaman
  • Berbaringlah miring pada sebelah sisi dengan lutut di tekuk
Gambar 8 Senam Ibu Hamil Berbaring Miring
  1. Senam Untuk Pinggang (posisi terlentang)
  1. Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar, arah telapak tangan ke bawah dan berada di samping badan
  2. Angkatlah pinggang secara perlahan
  3. Lakukanlah sebanyak 10 kali
Senam Pinggang (Posisi Terlentang)
  1. Senam untuk pinggang (posisi merangkak)
  1. Badan dalam posisi merangkak
  2. Sambil menarik napas angkat perut berikut punggung ke atas dengan wajah menghadap ke bawahg membentuk lingkaran.
  3. Sambil perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan napas, turunkan punggung kembali dengan perlahan
  4. Lakukanlah sebanyak 10 kali.
 Senam Untuk Pinggang (Posisi Merangkak)
  1. Senam Dengan satu lutut
  1. Tidurlah terlentang, tekuk lutut kanan.
  2. Lutut kanan digerakkan perlahan kearah kanan lalu kembalikan
  3. Lakukanlah sebanyak 10 kali.
  4. Lakukanlah hal yang sama untuk lutut kiri.
Senam Dengan Satu Lutut
  1. Senam dengan kedua lutut
  1. Tidurlah terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lutut saling menempel.
  2. Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling menempel.
  3. Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan kea rah kiri dan kanan
  4. Lakukanlah sebanyak 8 kali.
  1. Latihan untuk saat persalinan
  • Latihan untuk saat persalinan dibagi menjadi (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
(1). Cara pernapasan saat persalinan
  • Cari posisi yang nyaman, misalnya duduk bersandar antara duduk dan berbaring serta kaki diregangkan, posisi merangkak, duduk di kursi.
  • Tarik napas dari hidung dan keluarkan melalui mulut.
  • Usahakan tetap rileks
(2). Cara mengejan
  • Cari posisi yang nyaman atau posisi ibu antara duduk dan berbaring serta kaki direnggangkan
  • Perlahan-lahan tarik napas sebanyak 3 kali dan pada hitungan ke 4 tarik napas kemudian tahan napas, sesuai arahan pembantu persalinan 
  • Mengejan ke arah pantat.
(3). Cara pernapasan pada saat melahirkan
  • Cara ini dilakukan jika bidan mengatakan tidak usah mengejan lagi, yaitu:
  1. Letakkanlah kedua tangan di atas dada
  2. Bukalah mulut lebar-lebar bernapaslah pendek sambil mengatakan hah-hah-hah
Gambar 15 Cara pernapasan pada saat melahirkan
  1. Senam untuk memperlancar ASI
  1. Lipat lengan ke depan dengan telapak tangan digenggam dan berada di depan dada, gerakkan siku ke atas dan ke bawah.
  2. Lipat lengan ke atas hingga ujung jari tengah menyentuh bahu, dalam posisi dilipat lengan diputar dari belakang ke depan, sehingga siku-siku bersentuhan dan mengangkat payudara lalu bernapaslah dengan lega 
  3. Lakukanlah sebanyak 2 kali.
Gambar 16 Gerakan Siku Ke Atas Dan Ke Bawah

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-4
PERAWATAN BBL AGAR TUMBUH KEMBANG OPTIMAL
  1. Tanda-tanda bayi lahir sehat
    1. Bayi lahir segera menangis
    2. Seluruh tubuh bayi kemerahan
    3. Bayi bergerak aktif
    4. Bayi bisa menghisap puting susu dengan kuat
    5. Berat lahir 2500 gram atau lebih
  2. Perawatan
    1. Beri ASI saja
    2. Jaga bayi tetap hangat
    3. Cegah infeksi pada bayi baru lahir
    4. Beri rangsangan perkembangan
    5. Periksa kesehatan bayi baru lahir